Sragen Tak Mampu Beri Kompensasi Pedagang Jika Pasar Ditutup

Pemkab Sragen tak akan menutup pasar selama pelaksanaan gerakan Jateng di rumah saja pada 6-7 Februari mendatang.

Pemerintah Kabupaten Sragen menyatakan tidak akan menutup pasar selama gerakan Jateng di Rumah Saja digelar pada akhir pekan, 6-7 Februari mendatang.

Bupati Sragen Kusdinar Yuni Untung Sukowati menyatakan akan melaksanakan gerakan tersebut sesuai dengan kondisi di daerahnya. Hal ini sebagai tindak lanjut Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah No 443.5/000/1933 tentang Gerakan Jateng di Rumah Saja.

Menurutnya, implementasi Gerakan tersebut tetap mengacu kepada Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap 2 di Sragen.

"Tidak ada penutupan 2x24 jam. Sesuai PPKM saja," kata Yuni usai memimpin rapat pembahasan SE Gubernur Jateng tersebut Rabu (3/2).

Ia beralasan penutupan pasar dan pusat perbelanjaan akan berdampak besar terhadap ekonomi rakyat kecil. Pemkab sempat meminta pendapat para pedagang mengenai kemungkinan penutupan pasar selama dua hari berturut-turut.

"Banyak masukan dari mereka. Kasihan, toh selama PPKM tahap dua ini mereka semua patuh," katanya.

Apalagi, lanjutnya, penutupan pasar tidak mungkin dilakukan karena para pedagang tidak memiliki sumber pemasukan lain. Mereka meminta kebutuhan hidup mereka dipenuhi jika Pemkab menutup pasar dua hari.

"Kalau untuk bebaskan retribusi mudah. Tapi kalau kompensasi sedemikian banyak, kita tidak mampu berikan itu. Kompensasi itu menyangkut hajat hidup," katanya.

Meski demikian, ia menegaskan Pemkab akan intens menggelar operasi penertiban protokol kesehatan selama Gerakan Jateng di Rumah Saja berlangsung. Selama PPKM tahap 2, TNI, Polri bersama Satpol PP hanya menggelar operasi yustisi selama beberapa jam dalam sehari.

"Saat Sabtu Minggu operasi yustisi lebih ketat. Tidak hanya 1-2 jam tapi dalam 2 hari terus sampai tingkat kelurahan," katanya.

Lebih lanjut, Yuni membantah jika PPKM di Sragen dinyatakan gagal. Pasalnya, selama dua pekan menjalankan PPKM, Sragen berhasil menurunkan statusnya dari zona merah menjadi zona oranye.

"Kalau ada yang klaim PPKM enggak berhasil Sragen berhasil cukup dengan itu," katanya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta toko, pasar, dan tempat pariwisata ditutup selama dua hari pelaksanaan gerakan `Jateng di Rumah Saja`. Gerakan ini untuk menekan laju penularan Covid-19.

"Saya minta partisipasi publik, toko-toko tutup yuk 2 hari, tempat wisata tutup, kemudian pasar tutup 2 hari, pasar kita semprotin semua," kata Ganjar dalam YouTube Kemkominfo TV, Selasa (2/2).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Afrika Selatan Restui Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Facebook-Instagram Kunci Akun Trump Hingga 2 Pekan

Trump Tuduh Twitter Berkonspirasi Untuk Membungkamnya